 
  
 Kenaikan harga BBM merupakan wujud ketidakberpihakan kepada petani. 
Selama ini, saat BBM berharga Rp 4.500 per liter kehidupan para petani 
sudah sulit, seperti dialami Nabri yang berdomisili
 di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. "Kami dari kalangan keluarga 
petani sangat khawatir. Sebelum kenaikan BBM, kehidupan kami sudah 
sulit. Petani banyak sekali pengeluaran, terutama untuk pupuk yang 
harganya tidak terjangkau. Kenaikkan BBM otomatis membuat operasional 
petani akan bertambah," kata Nabri. 
 
Keluhan dari masyarakat ini meski direspon pemerintah secara arif. Menurut Sekjen DPP Persatuan Tani (PETANI) NasDem, Syaiful Bahari, pengolahan lahan pertanian kini masih mengandalkan BBM jenis solar. Dicontohkan Syaiful, akan terjadi peningkatan biaya sewa traktor menjadi Rp 2 juta per ha, dari sebelumnya Rp 1,5 juta per ha. "Belum lagi ditambah biaya jasa operator. Harga pupuk pestisida juga dipastikan akan semakin mahal karena biaya transportasi untuk distribusi pupuk dan pestisida," tegasnya. Atas rencana kenaikan BBM subsidi ini, PETANI menyatakan menolak! (KF-NAE/WEP/Vey/Antara/http://opini.co.id/web/article/4055/Naiknya-BBM-Jadi-Wujud-Ketidakberpihakan-kepada-Petani )
Keluhan dari masyarakat ini meski direspon pemerintah secara arif. Menurut Sekjen DPP Persatuan Tani (PETANI) NasDem, Syaiful Bahari, pengolahan lahan pertanian kini masih mengandalkan BBM jenis solar. Dicontohkan Syaiful, akan terjadi peningkatan biaya sewa traktor menjadi Rp 2 juta per ha, dari sebelumnya Rp 1,5 juta per ha. "Belum lagi ditambah biaya jasa operator. Harga pupuk pestisida juga dipastikan akan semakin mahal karena biaya transportasi untuk distribusi pupuk dan pestisida," tegasnya. Atas rencana kenaikan BBM subsidi ini, PETANI menyatakan menolak! (KF-NAE/WEP/Vey/Antara/http://opini.co.id/web/article/4055/Naiknya-BBM-Jadi-Wujud-Ketidakberpihakan-kepada-Petani )
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mengunjungi blog Rizki Mega Saputra. Semoga bisa menambah wawasan Anda..